Cerita cinta anak remaja tidak selamanya indah, malah terkadang justru sangat menyakitkan bagi dirinya dan bahkan membuat kesedihan yang mendalam bagi kerabat dan keluarganya. Memang cinta penuh misteri. Namun misteri cinta tidak membuatnya orang-orang menjadi takut, malah justru ingin mencintai dan dicintai. Kenapa? Karena “Cinta adalah Rasa” dan “Rasa adalah Segala”
Inilah Cerita Sedih Mengharukan Tentang Cinta Seorang Anak Remaja yang terpaksa berbohong demi kebaikan orang yang dicintainya, meskipun nyawa adalah taruhannya.
Cerita Cinta Mengharukan Sedih Banget.
Anton dan Okta adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Okta berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Anton hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Anton sangat mencintai Okta. Anton telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Okta dan Okta kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Anton telah menuliskan harapannya kepada Okta. Banyak sekali harapan yang telah Anton ungkapkan kepada Okta. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”, ”Semoga Tuhan melindungi Okta dari bahaya”, ”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”, dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Okta.
Suatu hari Anton melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Anton berkata kepada Okta:
“Okta, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Anton berkata demikian, menangislah Okta. Ia berkata kepada Anton:
“Ton, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”
Saat mendengar itu Anton pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Okta. Ia mengatai Okta matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Dan Akhirnya Anton meninggalkan Okta menangis seorang diri.
Anton mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Okta dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Anton menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Anton, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Anton pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Anton pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Okta.
Anton mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Anton membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Okta.
Anton sangat terkejut ketika didapati orang tua Okta memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Okta dalam makam itu. Anton pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Okta untuk menemui orang tua Okta.
Orang tua Okta pun berkata kepada Andre:
”Ton, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Okta yang terkena kanker rahim ganas. Okta menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”
Orang tua Okta menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Anton.
Anton membaca surat itu.
“Ton, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu ton, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu ton……….. “
Setelah membaca surat itu, menangislah Anton. Ia telah berprasangka terhadap Okta begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Okta teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Okta kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Okta mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Okta sebagai orang matre tak berperasan. Okta telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.
Sungguh sangat mengharukan. Sebuah Cerita Sedih yang amat sangat menyentuh hati. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dibalik Kisah Cinta Anton dan Okta tersebut, yang merupakan Cerita Cinta Anak Remaja yang Sangat menyedihkan dan mengharukan.
Dari Cerita sedih dan mengharukan yang dikisahkan oleh Anton dan Okta, dapat di ambil kesimpulan bahwa “Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita”.
Apa kesimpulan Anda setelah membaca Cerita Cinta Sedih Mengharukan diatas
Inilah Cerita Sedih Mengharukan Tentang Cinta Seorang Anak Remaja yang terpaksa berbohong demi kebaikan orang yang dicintainya, meskipun nyawa adalah taruhannya.
Cerita Cinta Mengharukan Sedih Banget.
Anton dan Okta adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Okta berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Anton hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Anton sangat mencintai Okta. Anton telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Okta dan Okta kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Anton telah menuliskan harapannya kepada Okta. Banyak sekali harapan yang telah Anton ungkapkan kepada Okta. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”, ”Semoga Tuhan melindungi Okta dari bahaya”, ”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”, dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Okta.
Suatu hari Anton melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Anton berkata kepada Okta:
“Okta, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Anton berkata demikian, menangislah Okta. Ia berkata kepada Anton:
“Ton, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”
Saat mendengar itu Anton pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Okta. Ia mengatai Okta matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Dan Akhirnya Anton meninggalkan Okta menangis seorang diri.
Anton mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Okta dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Anton menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Anton, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Anton pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Anton pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Okta.
Anton mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Anton membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Okta.
Anton sangat terkejut ketika didapati orang tua Okta memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Okta dalam makam itu. Anton pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Okta untuk menemui orang tua Okta.
Orang tua Okta pun berkata kepada Andre:
”Ton, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Okta yang terkena kanker rahim ganas. Okta menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”
Orang tua Okta menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Anton.
Anton membaca surat itu.
“Ton, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu ton, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu ton……….. “
Setelah membaca surat itu, menangislah Anton. Ia telah berprasangka terhadap Okta begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Okta teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Okta kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Okta mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Okta sebagai orang matre tak berperasan. Okta telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.
Sungguh sangat mengharukan. Sebuah Cerita Sedih yang amat sangat menyentuh hati. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dibalik Kisah Cinta Anton dan Okta tersebut, yang merupakan Cerita Cinta Anak Remaja yang Sangat menyedihkan dan mengharukan.
Dari Cerita sedih dan mengharukan yang dikisahkan oleh Anton dan Okta, dapat di ambil kesimpulan bahwa “Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita”.
Apa kesimpulan Anda setelah membaca Cerita Cinta Sedih Mengharukan diatas